Rabu, 22 November 2017

"Penyakit Demensia"

1.      Pengertian Demensia
Demensia adalah sebuah sindrom yang berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsi otak, seperti berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, memahami sesuatu, melakukan pertimbangan, dan memahami bahasa, serta menurunnya kecerdasan mental. Sindrom ini umumnya menyerang orang-orang lansia di atas 65 tahun.
Penderita demensia umumnya akan mengalami depresi, perubahan suasana hati dan perilaku, kesulitan bersosialisasi, hingga berhalusinasi. Penderita tidak mampu hidup mandiri dan memerlukan dukungan orang lain. Tapi tidak semua orang yang mengalami penurunan daya ingat atau penurunan kemampuan fungsi otak dapat diartikan mengidap demensia.
Demensia tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan secara dini dapat membantu meredakan dan memperlambat perkembangan gejala, serta menghindari komplikasi lebih lanjut.
2.      Penyebab Demensia
Demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf otak di bagian tertentu, sehingga menurunkan kemampuan berkomunikasi dengan saraf tubuh lainnya, dan mengakibatkan kemunculan gejala sesuai dengan area otak yang mengalami kerusakan.
Ada berbagai macam kondisi dalam kasus demensia yaitu :
Ø  Demensia Progesif
Demensia progesif adalah kondisi yang disebabkan oleh kerusakan sel saraf otak tertentu dan dapat memburuk seiring waktu. Kondisi ini umumnya tidak dapat dipulihkan secara tuntas. Beberapa jenis demensia progresif meliputi:
§  Penyakit Alzheimer, yang penyebabnya masih belum diketahui, namun beberapa kelainan genetik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Pada otak ditemukan plak berupa penggumpalan protein beta-amyloid, juga jalinan jaringan fibrosa yang terbentuk oleh protein tau.
§  Demensia vaskuler adalah gangguan pada pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke dan penyakit lainnya yang berkaitan dengan gangguan pada pembuluh darah.
§  Lewy body dementia adalah penggumpalan protein abnormal pada otak, yang juga bisa ditemukan pada Alzheimer dan Parkinson.
§  Demensia frontotemporal yang ditandai oleh degenerasi sel otak bagian frontal dan temporal, yang umumnya diasosiasikan dengan perilaku, kepribadian, hingga kemampuan berbahasa.
§  Demensia campuran yang biasanya dialami oleh orang-orang lansia di atas 80 tahun tanpa penyebab yang jelas. Biasanya demensia campuran meliputi Alzheimer, demensia vaskuler, dan Lewy body dementia.
Ø  Kondisi yang menyerupai demensia
Sebagian besar dari kondisi yang menyerupai demensia menimbulkan gejala yang sifatnya sementara dan dapat pulih setelah penanganan. Namun beberapa kondisi menimbulkan gejala menetap, seperti misalnya penyakit Huntington, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Parkinson dan cedera otak.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala menyerupai demensia yang sifatnya sementara dan dapat pulih dengan pengobatan, yaitu:
§  Kelainan metabolisme atau endrokrin, merupakan kondisi seperti kelainan kelenjar tiroid, hipoglikemia, kekurangan atau kelebihan kadar sodium atau kalsium, hingga ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin B12 dapat memicu gejala menyerupai demensia atau perubahan perilaku.
§  Kelainan sistem daya tahan tubuh yang dapat mengakibatkan demam atau efek samping lainnya yang dapat menurunkan kemampuan sistem daya tahan tubuh melawan infeksi.
§  Reaksi medis
§  Kekurangan nutrisi dapat menimbulkan gejala menyerupai demensia.
§  Keracunan yang dipicu oleh paparan timah, logam berat, pestisida, obat-obatan dan alkohol.
§  Subdural hematoma merupakan penumpukan darah di ruang antara lapisan durameter dan lapisan araknoid pada rongga tengkorak, disebabkan oleh cedera atau trauma kepala.
§  Anoksia (hipoksia), yang terjadi saat jaringan dalam tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
§  Normal-pressure hydrocephalus, disebabkan oleh pelebaran ventrikel dalam otak yang mengakibatkan penderita kesulitan berjalan, membuang kemih hingga hilang ingatan.
§  Tumor otak. Jarang terjadi, namun dapat menjadi salah satu pemicu demensia terjadi.
§  Trauma atau cedera otak yang berulang
§  Penyakit Parkinson
§  Penyakit Creutzfeldt-Jakob.
3.      Fakor yang Menyebabkan Demensia
§  Pertambahan usia
§  riwayat kesehatan keluarga
§  berbagai masalah kesehatan seperti gangguan kognitif ringan dan sindrom Down
§  Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alcohol
§  Depresi, Sleep apnea
§  Diabetes
§  Obesitas
§  Kolesterol tinggi
§  Hipertensi
§  Aterosklerosis (penumpukan lemak pada dinding arteri).
4.      Gejala Demensia
§  Hilang ingatan.
§  Kesulitan berkomunikasi.
§  Kesulitan berbahasa dan betutur kata.
§  Sulit memecahkan masalah atau merencanakan sesuatu.
§  Konsentrasi menurun.
§  Sulit menilai situasi dan mengambil keputusan.
§  Sulit mengkoordinasikan pergerakan tubuh.
§  Merasa bingung.
§  Depresi.
§  Gelisah.
§  Perubahan perilaku dan emosi.
§  Merasa ketakutan (paranoid).
§  Agitasi.
§  Halusinasi.
Dalam kondisi parah, penderita dapat mengalami gejala lanjutan seperti kelumpuhan di salah satu sisi tubuh, tidak mampu menahan kemih, penurunan nafsu makan, hingga kesulitan menelan.
5.      Pengobatan Demensia
ü   Dengan Obat-obatan
§  Acetylcholinesterase inhibitors, untuk meredakan gejala penyakit Alzheimer ringan, lewy bodies dan halusinasi sebagai penyebab demensia. Efek samping yang mungkin dialami meliputi mual, muntah, diare dan penurunan denyut jantung.
§  Memantine, untuk memperlambat reaksi kimia dalam otak
§  Antipsikotik, untuk meredakan perilaku penderita yang agresif atau mengalami agitasi parah.
§  Antidepresan, untuk meredakan gejala depresi yang umumnya terjadi pada penderita demensia.      
§  Vitamin E, untuk memperlambat Alzheimer dan kondisi demensia terkait.
§  Asam folat omega 3.
ü   Melalui terapi
§  Terapi stimulasi kognitif dan orientasi realitas, guna menstimulasi daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, meredakan disorientasi pikiran, hingga meningkatkan kepercayaan diri penderita.
§  Terapi perilaku, guna menekan perilaku tidak terkontrol yang terjadi karena depresi atau halusinasi.
§  Terapi okupasi, untuk mengajarkan penderita cara melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan disesuaikan dengan kondisinya, sambil juga mengajarkan cara mengontrol emosi serta mempersiapkan diri untuk perkembangan gejala lebih lanjut pada demensia progresif.
§  Terapi validasi, dengan cara memperlihatkan empati dan memahami kondisi penderita agar tidak mengalami depresi.
ü  Melalui operasi

Pada kasus demensia yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak, atau hidrosefalus, tindakan operasi dapat disarankan. Jika belum terjadi kerusakan permanen pada otak, tindakan operasi dapat membantu memulihkan gejala.

0 komentar:

Posting Komentar